“MAKANLAH apel setiap hari dan tubuh akan terhindar dari penyakit".
Demikian makna peribahasa Inggris, "An apple a day keeps the doctor
away". Di negara-negara maju, seperti di Amerika dan Eropa, kalimat
ini bukan saja sangat populer, tapi juga diyakini masyarakatnya, dengan
mengonsumsi sebutir apel sehari, seseorang akan tetap sehat. Bukan hanya
penyakit ringan seperti flu dan diare yang bisa ditangkal dengan apel, tapi
juga kanker, serangan jantung dan stroke. Luar biasa bukan?
Menurut para ilmuwan, salah satu kandungan zat dalam buah apel mampu
mengatasi insomnia. Banyak bukti, para penderita insomnia bisa tidur nyenyak
setelah mengonsumsi apel. Hal ini dimungkinkan karena dalam buah apel terdapat
mineral magnesium plus kalsium yang berkhasiat sebagai obat
penenang alami. Dampaknya memang sangat positif, sebab selagi kita tidur, tubuh
secara otomatis akan mereparasi seluruh sel yang telah aus, rusak atau yang
mati, sehingga peredaran darah lancar dan tubuh menjadi kuat kembali.
Peneliti dari Amerika, Prof.Dr. Ancel Keys mengatakan, zat yang
terkandung dalam apel mampu mengatur pembagian gula darah dalam tubuh, sehingga
orang dapat tidur nyenyak setelah memakannya. Peneliti lain, Dr. Jeffry S.
Hyams berpendapat, zat yang terkandung dalam apel mengatur perkembangan bakteri
dalam usus, sehingga peredaran darah menjadi lancar dan pertahanan tubuh
menjadi kuat.
Sementara Prof. Josef Jagic dari Wina berpendapat, zat yang terkandung
dalam apel mampu melarutkan garam dan air yang berlebihan di dalam tubuh.
Menurutnya, apel sangat cocok untuk pasien tekanan darah tinggi dan dapat
mencegah sakit jantung.
Sumber gizi dan obat
Pemahaman mengenai apel sebagai 'obat' sudah dikenal masyarakat sejak
zaman baheula. Hipocrates, seorang dokter dari Yunani pada 460-377 SM,
menganjurkan orang yang jantungnya lemah, usus dan ginjalnya bermasalah, supaya
rajin makan apel. Para peneliti berpendapat, yang bertanggung jawab terhadap
efek menyehatkan dari apel tidak lain adalah antioksidan.
Para dokter dan ahli farmasi sepakat, dalam apel, selain terkandung
vitamin juga terdapat zat pektin (serat alami) yang bersifat melindungi
tubuh dari infeksi. Pektin adalah senyawa polisaccharida yang
bisa larut dalam air dan membentuk cairan kental (jelly) yang disebut mucilage/mucilagines.
Cairan ini dapat berfungsi sebagai pelindung yang melapisi selaput lendir
lambung dan usus. Dinding lambung dan usus akan terlindungi bila terdapat luka,
kuman atau toksin. Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol. Bila
berinteraksi dengan vitamin C dapat menurunkan kolesterol darah.
Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus
dan memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dalam isi
usus. Karena itu, secara tidak langsung, apel bisa juga untuk mengobati
penyakit mag, lambung dan diare.
Manfaat lainnya, memperlambat reasorpsi dan menyerap lemak serta gula
yang muncul setelah mengonsumsi karbohidrat. Karena penyerapan lemak itulah
kadar kolesterol turun, penyakit darah tinggi pun dengan sendirinya diredam. Di
samping itu buah apel hampir tanpa lemak dan kolesterol, sehingga cocok
dimasukkan sebagai menu diet. Keluhan seperti sembelit pada orang diet tidak
akan terjadi bila orang tersebut memasukan apel sebagai bagian dari menunya.
Jenis dan khasiat
Di Indonesia beredar berbagai jenis apel. Ada apel impor, ada apel lokal.
Namun, dari sekian banyak apel, hanya ada satu jenis apel yang diyakini
memiliki khasiat obat. Yaitu jenis apel romebeauty yang berwarna hijau
dengan semburat merah. Apel jenis ini biasa dikenal dengan nama apel Malang.
Rasanya memang lebih masam dibandingkan apel jenis lainnya.
Apel Malang banyak mengandung vitamin seperti vitamin A, B dan C serta
mineral seperti belerang, zat besi, klor, fosfor, kalsium, magnesium,
natrium, potassium dan silikon. Buah ini bisa digunakan untuk obat
batuk, penghancur batu ginjal, melancarkan pencernaan, membersihkan tubuh dari
racun dan mengobati peradangan di dalam tubuh.
Apel mengandung 50% lebih banyak vitamin A dibandingkan jeruk. Vitamin
ini berfungsi untuk menyembuhkan influenza dan infeksi lainnya. Khasiat lainnya
menjaga mata dalam kondisi baik dan mencegah kebutaan.
Apel memiliki kandungan vitamin C dan B yang penting untuk
mempertahankan kesehatan saraf. Vitamin C juga merupakan antioksidan dan
berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh juga penting untuk pembentukan tulang
dan gigi. Pada tahun 1978, Konowalchuck memublikasikan artikel berjudul Antiviral
Effect of Apple Beverages.
Ia menulis, sari buah apel sangat baik diminum untuk melawan berbagai
serangan infeksi virus. Dalam buku lain, Natural Remedies, dosis apel
yang bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau
segelas jus apel.
Menurut penelitian US Apple Association pada tahun 1992,
diberitakan apel mengandung boron yang membantu tubuh wanita
mempertahankan kadar estrogen pada saat menopause. Gangguan
penyakit pada saat menopause, seperti ancaman penyakit jantung dan
kekeroposan tulang karena berkurangnya hormon estrogen, bisa dicegah
dengan boron yang terkandung dalam apel.
Penelitian lain mengungkapkan, apel kaya akan serat, fitokimia dan
flavonoid. Bahkan menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel
paling banyak mengandung flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lain.
Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko terkena penyakit
kanker paru-paru sampai 50%. Fakta ini didukung sebuah penelitian lain di
Welsh, Inggris yang menunjukkan konsumsi buah apel secara teratur akan membuat
paru-paru berfungsi lebih baik.
Selain itu, ada kabar baik untuk kaum pria, hasil penelitian Mayo
Clinic, Rochester di Amerika Serikat yang dimuat dalam jurnal Carcinogenesis
pada tahun 2001 membuktikan, kuersetin (quacertin), sejenis flavonoid
yang terkandung dalam apel dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker
prostat. Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang
secara biologis amat kuat. Bila vitamin C memiliki aktivitas antioksidan 1,
maka kuersetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7.
Fitokimia di dalam apel dapat berfungsi sebagai antioksidan yang melawan
kolesterol 'jahat' (Low Density Lipoprotein/LDL) yang potensial
menyumbat pembuluh darah. Antioksidan ini dapat mencegah kerusakan sel-sel atau
jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan
kolesterol 'baik' (High Density Lipoprotein/HDL) yang bermanfaat untuk
mencegah penyakit jantung, pembuluh darah dan stroke.
Secara spesifik pada sebuah penelitian awal, terbukti dalam apel
ditemukan asam D-glucaric yang bermanfaat mengatur kadar kolesterol.
Jenis asam ini mampu mengurangi kolesterol 'jahat' hingga 35%.
Penelitian di Cornell University, AS membuktikan zat fitokimia
yang terdapat pada apel bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus
sebesar 43%. Fitokimia lain pada apel yang memiliki aktivitas antikanker
adalah asam elagat, asam kafeat, asam klorogenat dan
glutation (glutathione). Asam elagat berperan sebagai
"obat" antikanker generasi baru, dengan aksi utama melindungi
kromosom dari kerusakan dan menghambat aksi dari banyak karsinogen (bahan
pencetus kanker), seperti asap rokok (dikenal secara kolektif sebagai polycylic
aromatic hydrocarbons dan bahan-bahan kimia beracun seperti benzopyrene).
Sementara glutation adalah bahan antikanker penting yang menangkal efek
racun dari logam berat, seperti timah hitam. Zat tersebut juga dapat
mengeliminasi pestisida dan bahan pelarut.
Selain yang diterangkan di depan, banyak yang meyakini, makan buah apel
membuat keringat lebih wangi. Di samping kandungan zat-zat yang telah
disebutkan di atas, apel juga mengandung tannin berkonsentrasi tinggi. Tannin,
seperti ditulis jurnal American Dental Association pada tahun 1998,
mengandung zat yang dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang
disebabkan tumpukan plak. Tidak hanya itu, tannin juga berfungsi
mencegah infeksi saluran kencing dan menurunkan risiko penyakit jantung. Nah,
tunggu apalagi? Rajinlah mengunyah apel dalam waktu luang Anda.***
0 comments:
Posting Komentar